PT MRT Jakarta Gali Ilmu Di “Pekan Persahabatan Jepang-Indonesia”
Sebagai upaya peningkatan kapasitas karyawan baru, PT MRT Jakarta mengadakan sesi berbagi pengalaman dengan menggandeng konsultan OMCJ untuk berbagi pengalaman dari berbagai aspek operasi layanan kereta, seperti menjadi masinis atau staf OCC di Jepang. Acara diberi nama “Pekan Persahabatan Jepang-Indonesia”, berlangsung Selasa dan Rabu (12-13/12) lalu di Kantor PT MRT Jakarta di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat. Kegiatan yang dilakukan dalam suasana hangat dan santai ini menghadirkan Chief Transport Dispatcher Tokyo Operator Control Center (TOCC), Saori Ishino, yang membagikan pengalamannya selama mengelola sistem transportasi di Jepang.
Di hadapan sekitar 70-an peserta acara yang sebagian besar adalah masinis, serta staf operasi dan pemeliharaan yang baru bergabung di perusahaan, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono, menyampaikan harapannya atas sesi berbagi pengalaman ini. “Teman-teman sekalian patut berbangga karena posisi Anda adalah salah satu jenis pekerjaan pertama yang ada di negara ini. Masinis kereta otomatis pertama di Indonesia, pengatur perjalanan kereta otomatis pertama di Indonesia,” ucap ia disambut tepuk tangan peserta. “Mari belajar tidak hanya hal teknis terkait pekerjaan, namun juga budaya dan kebiasaan kerja dari teman-teman di Jepang yang lebih berpengalaman. Karena kita akan menjadi contoh bagi kota-kota lain yang akan mengembangkan sistem transportasi massal,” ujar ia.
Dalama paparannya, Saori menunjukkan bagaimana TOCC menyediakan instruksi atau arahan setiap waktu, 24 jam selama tujuh hari penuh. “TOCC menggunakan sistem Autonomous decentralized Transport Operation control System (ATOS),” jelas Saori. “Kami akan berbagi pengalaman tentang cara tim kami menyusun jadwal yang padat dan rumit, termasuk dalam kondisi kedaruratan,” lanjut ia.
Para peserta yang sebagian besar berusia 22 tahun dan lulusan pertama dari Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) ini dengan tekun memperhatikan paparan Saori. Mereka nantinya akan menempati berbagai posisi di bagian operasi, seperti masinis, staf pemeliharaan kereta, staf pemeliharaan sistem sinyal dan telekomunikasi, staf pemeliharaan rel dan infrastruktur, serta beberapa posisi teknis lainnya.
Saori menilai bahwa keinginan belajar dari setiap siswa, begitu ia menyebutnya, sangat besar.”Saya lihat mereka enjoy dan tertarik. Pesan saya, bekerja sebagai masinis atau petugas pengarah kereta cukup berat. Tolong lakukan yang terbaik,” ujar Saori kepada peserta.
MRT Jakarta akan menggunakan sistem operasi semi otomatis level 2 (GoA 2) dan sistem persinyalan Communication-based Train Control (CBTC) yang dikendalikan dari Operations Control Center (OCC). Nantinya, masinis kereta hanya bertugas untuk menutup pintu dan mengendalikan kereta secara manual dalam kondisi kedaruratan. [NAS/CP]