Kemenkominfo Dukung Telekomunikasi MRT Jakarta
“Kemenkominfo sangat mendukung MRT Jakarta dengan menyediakan wadah untuk operasional komunikasinya seperti penggunaan frekuensi atau juga dalam pemanfaatan jaringan fiber optics yang sedang dibangun oleh MRT Jakarta,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Rudiantara, di sela-sela kunjungan kerjanya Selasa (19/12) di area lokasi pembangunan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat. “Kita patut berbangga bahwa Indonesia, terutama Jakarta, akhirnya memiliki sistem transportasi massal MRT. Saya juga merasa bangga karena ternyata kontraktor pekerja dan perencananya adalah teman-teman dari Indonesia,” ujar Rudiantara sembari tersenyum.
Dari area concourse stasiun yang terletak di kedalaman 10 meter di bawah permukaan tanah tersebut, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, yang mendampingi langsung kunjungan pagi itu, menerangkan tentang profil pembangunan fase 1. “Kita sedang membangun 16 kilometer jalur selatan – utara yang terdiri dari 10 kilometer jalur layang dan enam kilometer jalur bawah tanah, termasuk satu area Depo dan 13 stasiun,” ujar ia di sela-sela gemuruh alat-alat proyek yang dioperasikan para pekerja konstruksi. “Dari aspek telekomunikasi, kami baru saja menyepakati perjanjian kerja sama dengan PT Tower Bersama untuk menyediakan jaringan konektivitas seluler dan nirkabel,” ungkap William. Nantinya, lanjut William, para pengguna MRT Jakarta dapat mengakses jaringan nirkabel di area operasional fase 1. Setelah mendengarkan paparan dan diskusi singkat, Rudiantara dan rombongan lalu berkesempatan untuk melihat langsung area terowongan yang kini sedang dalam proses pemasangan rel kereta.
Dalam mandat pendirian perusahaannya, PT MRT Jakarta memiliki mandat untuk mengembangkan bisnis non-fare box atau pemasukan di luar pendapatan penjualan tiket. Salah satunya adalah aspek telekomunikasi. Rudiantara menyampaikan bahwa pemerintah pusat akan memberikan kemudahan bagi pengembangan bisnis yang bertujuan untuk pelayanan publik. “Kita akan akan memudahkan bisnis. Kalau sesuatu yang tidak perlu izin, tidak usah mengajukan (izin). Kami sekarang berpikir bagaimana memudahkan orang untuk berbisnis, jangan sampai jadi beban (perihal perizinan),” ujar ia. Sekarang ini, lanjut ia, zaman sudah berubah. “Mobilitas masyarakat Jakarta juga makin tinggi. Ada jutaan pergerakan per hari. MRT Jakarta nantinya bisa mengangkut paling tidak 173 ribu orang per hari. Kita harus manfaatkan dengan baik. Harapan saya (harga) tiketnya juga terjangkau,” ungkap Rudiantara. “Dan satu lagi, saya berharap kota lain juga bisa memiliki (sistem transportasi) MRT ini,” pungkas ia.
Ditargetkan untuk beroperasi secara komersil Maret 2019 nanti, PT MRT Jakarta terus menggenjot dan melakukan percepatan pembangunan konstruksi jalur kereta. Hingga 30 November lalu, pembangunan konstruksi telah mencapai 86,12 persen. Perusahaan menargetkan untuk mencapai 90 persen penyelesaian pada akhir Desember 2017. [NAS/CP]