65 Masinis Disiapkan untuk MRT

Pekerja menurunkan bagian kepala kereta Mass Rapid Transit (MRT) di dermaga 101, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, 7 April 2018. ( Foto: Antara / Dhemas Reviyanto )
Jakarta – Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I Lebak Bulus-Bundaran HI mendekati rampung. Sejauh ini, sudah disiapkan 65 masinis untuk mengoperasikan transportasi yang dalam sehari diproyeksikan mengangkut 173.000 penumpang saat beroperasi pada Maret 2019 mendatang.
Hal itu diungkapkan oleh Gubernur DKI Anies Baswedan saat meresmikan kedatangan rangkaian kereta MRT Jakarta di Depo Lebak Bulus, Kamis (12/4) pagi.
“Sejauh ini sudah siap sebanyak 65 masinis yang akan menjalankan kereta kereta itu. Yang sudah ada, ada 32 masinis, lima di antaranya adalah perempuan,” ujar gubernur.
Sebanyak 12 unit kereta MRT sudah berada di Depo Lebak Bulus. Pada Agustus atau Oktober 2018 nanti, uji coba bakal dilakukan tanpa mengangkut penumpang terlebih dulu. Total pekerjaan sekarang ini sudah mencapai 92,5 persen.
“Wilayah yang digunakan di sini, Depo Lebak Bulus ini, ada 10,5 hektar wilayahnya, dan ini Insha Allah jadi pusat kegiatan MRT,” jelas Anies yang berharap pengerjaan MRT bakal selesai tepat waktu.
Anies mengatakan, satu gerbong MRT bisa mengangkut sedikitnya 300 penumpang dengan beragam latar belakang. Dia berharap pelayanan dari MRT kepada publik bisa diberikan secara maksimal.
Dengan daya angkut yang cukup besar, lanjut Anies, MRT bukan hanya alat transportasi biasa tetapi menjadi media yang menyatukan interaksi warga, titik cair (melting pot) sebab warga DKI diharapkan tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi tetapi menggunakan angkutan umum.
“Di sini akan muncul kebiasaan antre, kebiasaan tertib waktu, tepat waktu, kebiasaan bersih, karena MRT ini harus dikelola dengan cara seperti itu. Semua orang yang terlibat di proyek MRT, mereka menerapkan kedisiplinan yang amat tinggi,” kata Anies.
Di tempat yang sama, Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar menambahkan, pengerjaan MRT sekarang ini berfokus pada interior dan sistem kendali mencakup pelistrikan.
“Itu yang sekarang sedang kita kerjakan untuk mengerjakan jadi 100 persen. Kemudian pada bulan Agustus, Kereta pertama ini akan mulai kita uji coba. Itu akan menandai dimulainya sebuah proses yang disebut dengan integrated testing and commissioning,” kata William.
William menekankan, pihaknya tidak mengalami kendala yang signifikan dalam merampungkan pekerjaan hingga menjadi 100 persen. Dia hanya menyinggung tantangan utama adalah mengintegrasikan konstruksi ke dalam satu sistem, termasuk melatih seluruh awak dari masinis hingga pengendali operasi.
“Jadi tantangannya adalah mengintegrasikan seluruh aspek dalam persiapan,” terangnya.