MRT Jakarta Targetkan Uji Coba Penuh Operasi Sistem Perkeretaapian pada Februari 2019
“Saat ini kegiatan yang sedang berlangsung sejak Kamis, 9 Agustus 2018 lalu adalah rangkaian pengetesan untuk perangkat persinyalan (system acceptance test for signaling system) dan sejumlah perangkat sistem perkeretaapian lainnya, yaitu telekomunikasi, overhead catenary system/kelistrikan, dan rel/trackwork. Pengetesan ini menggunakan kereta MRT Jakarta yang bertujuan untuk memastikan akurasi dan keandalan kinerja perangkat, sebelum beroperasi secara komersial,”
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, siang itu di hadapan sekitar 50-an jurnalis dan narablog (blogger) yang hadir pada pertemuan bulanan “Forum Jurnalis dan Blogger MRT Jakarta” di Kantor Lapangan PT MRT Jakarta di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pada Selasa (28-8-2018) lalu. Turut hadir dalam diskusi tersebut, Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono, serta Direktur Keuangan dan Administrasi PT MRT Jakarta, Tuhiyat.
Dalam paparannya, William juga menyebutkan tentang sistem perkeretaapian dan track work yang ada di PT MRT Jakarta. “Ada sekitar sepuluh pekerjaan utama, yaitu sistem substation, OCS, sistem distribusi daya, sistem persinyalan, sistem telekomunikasi, Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), Automatic Fare Collection System, Platform Screen Doors, eskalator dan elevator, serta track work,” jelas William. “Semua ini harus dites terlebih dahulu sebelum kita beroperasi melayani publik,” lanjut ia. “Kami targetkan pada akhir Desember 2018 ini, kita akan mulai partial trial run hingga 15 Februari kita lanjutkan dengan trial run secara penuh yaitu sesuai dengan jadwal operasi sesuai rencana grafik perjalanan kereta (GAPEKA), layanan di setiap stasiun, hingga sistem tanggap darurat,” ujar ia.
Baca juga: MRT Jakarta Mulai Laksanakan SAT
Sedangkan dari aspek kesiapan operasi, Agung Wicaksono menyampaikan tentang kesiapan sumber daya manusia menjelang operasi tahun depan. “Hingga 27 Agustus 2018 kemarin, kami telah mencapai 62,34 persen. Fase integration and commissioning testing yang saat ini sedang berlangsung masih menjadi tanggung jawab kontraktor, tentunya dengan pengawasan MRT Jakarta dan konsultannya. Nanti ketika fase trial run, akan dilaksanakan sepenuhnya oleh insan MRT Jakarta,” jelas Agung. “Oleh karena itu, kami mengirimkan karyawan kami untuk mendapatkan hands-on experience ke sejumlah tempat seperti Depo kereta komuter KCI di Depok dan Balai Yasa Manggarai, bagi tenaga rolling stock. Atau staf stasiun MRT Jakarta ikut dalam posko Asian Games 2018 di beberapa stasiun kereta PT KCI. Hal ini semata-mata untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam mengelola stasiun kereta,” lanjut Agung. Agung tak lupa mengajak peserta forum untuk mengunduh aplikasi telepon pintar MRT Jakarta yang telah diluncurkan sejak 15 Agustus 2018 lalu. Setelah mendengarkan paparan, peserta forum kemudian mendapat kesempatan menyaksikan langsung proses SAT di Stasiun Lebak Bulus.
Per 25 Agustus 2018 lalu, perkembangan konstruksi sipil fase 1 MRT Jakarta telah mencapai 95,97 persen, dengan rincian Depo Lebak Bulus dan jalur layang mencapai 94,42 persen dan jalur bawah tanah mencapai 97,53 persen. [NAS]