Masinis MRT Jakarta Latihan Kemudikan Kereta

Practical Shunting Driving Training
Menjelang operasi komersial Maret 2019 mendatang, PT MRT Jakarta terus mempersiapkan diri baik dari aspek infrastruktur maupun kesiapan sumber daya manusia. Pagi ini, Senin (26-11-2018), untuk pertama kalinya, awak sarana perkeretaapian (masinis) kereta menjajal mengemudikan kereta secara langsung setelah selama ini mengikuti pelatihan internal MRT Jakarta dan di sejumlah operator kereta baik di dalam maupun luar Indonesia. Latihan yang berlangsung di area Depo Lebak Bulus ini direncanakan dilaksanakan pada 26 November hingga 21 Desember 2018 mendatang.
Sebanyak 17 instruktur masinis dan 17 masinis secara bergantian memulai pelatihannya dengan sejumlah kegiatan seperti inspeksi eksterior kereta sebelum memulai perjalanan, memastikan seluruh panel di kabin dan jalur komunikasi bekerja dengan baik, serta menjalankan kereta di area Depo sembari dipandu oleh instruktur masinis MRT Jakarta. Hingga 21 Desember mendatang, direncanakan seluruh 54 masinis muda dan instruktur masinis akan mengikuti kegiatan yang dilakukan sebagai persiapan menuju sertifikasi pada Januari 2019 mendatang. Sebelumnya, instruktur masinis telah terlebih dahulu menjajal kereta di area Depo.

Practical Shunting Driving Training
Masinis-masinis muda ini telah mengikuti pelbagai pelatihan baik dalam kelas maupun di luar kelas. Mereka juga telah melakukan magang mengemudikan kereta di sejumlah perusahaan kereta seperti Kalayang (Skytrain) Bandara Internasional Soekarno Hatta dan juga di Malaysia. Setelah ini praktik di Depo, seluruh masinis akan melakukan pelatihan mengemudikan kereta di jalur utama pada Desember 2018.
Di fase 1 ini, MRT Jakarta menyediakan enam belas rangkaian kereta dengan satu rangkaian terdiri dari enam kereta dengan kapasitas duduk per kereta mencapai 300 orang sehingga dalam satu rangkaian dapat mengangkut penumpang duduk hingga 1800 orang. Kereta dijalankan dengan sistem persinyalan Kendali Kereta Berbasis Komunikasi (Communication-based Train Control/CBTC) yang dikendalikan dari Pusat Kendali Operasi (Operation Control Center/OCC) sehingga fungsi masinis hanya untuk menutup pintu kereta dan mengemudikan kereta dalam kondisi yang diperlukan.
Hingga akhir Oktober 2018 lalu, pembangunan stasiun dan jalur MRT Jakarta fase 1 telah mencapai 97,08 persen dengan rincian jalur layang mencapai 96,20 persen dan jalur bawah tanah mencapai 97,96 persen. Dengan kesiapan operasi, baik institusi maupun sumber daya manusia, yang mencapai 72 persen, MRT Jakarta siap memberikan layanan berstandar internasional yang mengedepankan kenyamanan, keamanan, dan keandalan dalam operasinya. [NAS]