MRT Jakarta dan Transjakarta Rencanakan Integrasi Stasiun dan Halte di Lima Titik
Sebagai salah satu upaya untuk memberikan informasi terbaru dan aktual kepada masyarakat dan jurnalis serta narablog, Divisi Corporate SecretaryPT MRT Jakarta kembali menyelenggarakan agenda rutin “Forum Jurnalis dan Blogger MRT Jakarta” yang dihadiri oleh sekitar 50-an jurnalis baik dari media cetak maupun daring. Kali ini, kegiatan bulanan ini digelar pada Kamis (29-11-2018) di area beranda peron (concourse) Stasiun Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Direktur Utama William Sabandar dan Direktur Konstruksi Silvia Halim turut hadir dan menjadi narasumber dalam diskusi yang berlangsung pada pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB tersebut.
“MRT Jakarta dan BRT Jakarta juga baru saja menandatangani Nota Kesepahaman yang ruang lingkupnya mencakup penyiapan skema dan model bentuk kemitraan kerja sama yang idel untuk integrasi transportasi; menyiapkan konsep perancangan area interkoneksi gedung sekitar halte atau stasiun; penataan arus penumpang dan pejalan kaki dari dan menuju stasiun/halte; dan beberapa hal lainnya. Gubernur Anies yang menyaksikan penandatanganan tersebut menyampaikan bahwa hasil studi integrasi MRT Jakarta dan BRT Transjakarta bertujuan agar masyarakat harus bisa menjangkau jaringan transportasi umum dalam jarak maksimal 500 meter,” lanjut William. Ia juga menunjukkan gambar terkait rencana integrasi MRT Jakarta dan BRT Transjakarta di Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Blok M, Stasiun Sisingamangaraja, Stasiun Dukuh Atas, dan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia.
Baca juga: MRT Jakarta dan BRT Transjakarta Sepakati Nota Kesepahaman Studi Integrasi
Dari kedalaman sekitar 10 meter tersebut, William dan Silvia bergantian memaparkan perkembangan terbaru fase 1, persiapan fase 2, dan sejumlah informasi lainnya seperti rencana integrasi dengan BRT Transjakarta dan persiapan menjelang operasi komersial Maret 2019 mendatang. “Hingga 25 November lalu, perkembangan konstruksi sipil dan arsitektural fase I telah mencapai 97,52 persen, dengan rincian jalur layang 96,90 persen dan jalur bawah tanah 98,15 persen. Saat ini kita sedang berada di area beranda peron (concourse) Stasiun Dukuh Atas yang menjadi salah satu Kawasan Berorientasi Transit (KBT) atau Transit Oriented Development(TOD) dan tempat bertemunya moda transportasi massal seperti MRT Jakarta, LRT, kereta bandara, BRT Transjakarta, dan kereta commuter line,” ujar ia sembari menunjukkan paparan tentang pengembangan rencana induk kawasan berorientasi transit Dukuh Atas.
Menanggapi pertanyaan salah satu jurnalis terkait fitur elevator untuk penumpang prioritas dan antisipasi penumpukan pengemudi ojek daring di area stasiun, Silvia Halim menjelaskan tentang lokasi lift di masing-masing stasiun. “Lift atau elevator akan tersedia di setiap stasiun, ada di setiap permukaan jalan ke area beranda peron (concourse) lalu dari situ, tersedia juga lift menuju area peron,” jawab ia. “Terkait antisipasi penumpukan pengemudi ojek daring di luar stasiun, kami indetifikasi area untuk drop off point, dan kita juga kerja sama dengan operator masing-masing ojek daring tersebut. Misalnya pengaturan melalui applikasi. Sedangkan untuk mengantisipasi bila ada penumpang atau pengemudi yang tidak tertib, ada petugas keamanan yang akan mengatur ketertiban di area sekitar pintu masuk. Kami juga akan kerja sama dengan dinas terkait di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta,” ujar Silvia. Tak lupa dalam paparannya, William juga menyinggung tentang pelatihan layanan ramah disabilitas kepada setiap manajer dan staf stasiun. [NAS]