MRT Jakarta Gelar B’SMART di Stasiun Dukuh Atas
Berlangsung di area beranda peron (councourse) Stasiun Dukuh Atas, MRT Jakarta menyelenggarakan acara “B’SMART, Bincang Santai Sama Marti” pada Sabtu (6-4-2019) lalu dengan topik “MRT Zero Waste” yang menghadirkan musisi dan pegiat isu lingkungan, Melanie Subono, Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta, Muhamad Kamaluddin, dan Kepala Divisi Risk, Quality, and Safety Management PT MRT Jakarta, Ernie Widianty Rahardjo. Ketiga narasumber menyampaikan ide dan pikiran terkait pengelolaan sampah baik di MRT Jakarta maupun secara umum. Acara berlangsung santai dihadiri oleh masyarakat umum yang datang langsung untuk menyaksikan kegiatan ini dan masyarakat yang lalu lalang di dalam stasiun.
Muhamad Kamaluddin menyampaikan upaya MRT Jakarta untuk mendukung pengurangan penggunaan produk yang dapat menghasilkan lebih banyak sampah di Jakarta. “MRT Jakarta adalah yang pertama Jakarta atau di Indonesia pada umumnya. Ini adalah jenis transportasi yang sangat sensitif sehingga kami mendorong pengurangan produk yang dapat menambah sampah. Warga DKI Jakarta menghasilkan sampah sebanyak 7.400 ton setiap hari,” ucap ia. “MRT Jakarta juga mulai mengampanyekan Tahan-Simpan-Pungut, yaitu imbauan kepada masyarakat agar menahan diri untuk tidak membawa barang yang berpotensi menjadi sampah ke dalam stasiun dan kereta MRT. Simpan berarti bila penumpang sudah membawa bungkus makanan atau minuman, harus disimpan dulu, entah di tas atau di saku, dibawa dulu,” jelas pria yang akrab disapa Kamal ini. Sedangkan pungut, lanjut Kamal, berarti para penumpang diharapkan berinisiatif memungut sampah yang mereka temui di stasiun dan kereta MRT kemudian menyimpannya.
Kamal juga menyampaikan bahwa MRT Jakarta bekerja sama dengan sejumlah pesohor atau influencer untuk mengampanyekan imbauan agar penumpang tidak buang sampah sembarangan. “Stasiun MRT adalah ruang lebur atau melting potuntuk kegiatan beragam komunitas. Salah satunya adalah aksi pungut sampah oleh salah satu sekolah dan komunitas ibu-ibu yang secara sukarela memungut sampah di sekitar Stasiun Bundaran HI karena tidak rela kalau MRT itu kotor, “cerita Kamal. “Dan, salah satu upaya kami juga adalah penggunaan bahan-bahan sisa spanduk dukungan Asian Games 2018 lalu untuk dijadikan kantong suvenir (goodie bag). Kami juga menggunakan kanal media sosial, cetak, sosialisasi ke sekolah, dan kantor sebagai bentuk kampanye menyeluruh lapisan masyarakat. Ke depannya, kita juga akan inisiasi acara-acara aksi secara menyeluruh,” jelas Kamal.
Ernie Widianty Rahardjo pun menyampaikan komitmen MRT Jakarta terkait isu lingkungan sejak awal dimulainya proyek pembangunan fase I. “Sejak awal mula proyek, kami sangat perhatian dengan isu lingkungan misalnya buangan proyek. Kami selalu memonitor lingkungan misalnya kadar air buangan memenuhi sandar baku. Kami sangat mendorong masyarakat perhatian sama liungkungan, termasuk kepada penyewa (tenant) di stasiun MRT Jakarta untuk mengurangi penggunaan plastik,” ucap perempuan yang akrab disapa Nes ini. “Kalau diperhatikan juga hampir tidak ditemukan tong sampah di peron penumpang karena itu area sensitif seperti potensi kebakaran,” ujar Nes.
Sedangkan Melanie Subono mengajak masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap sampah yang diproduksi sehari-hari. “Zero waste adalah mengelola sampah dan mengonsumsi secara bijak misalnya perokok jangan buang puntung rokok sembarangan hanya karena tidak ada tempat sampah, tapi bawa portable ashtray. Selain itu, sampah, khususnya sampah plastik, adalah urusan bersama bukan hanya pemerintah. Isu lingkungan adalah isu bersama,” ajak ia. “Masyarakat harus mau mengedukasi sesama masyarakat bila ada yang belum tahu dan paham tentang kesadaran lingkungan. Cara terbaik dengan memberikan contoh karena kalau hanya ngelarang-ngelarang nanti banyak penolakan tapi dengan memberi contoh, akan banyak orang ikut dan paham,” ucap ia. Untuk menjaga MRT Jakarta, lanjut Melanie, cara terbaiknya adalah dengan menanamkan pemikiran bahwa MRT Jakarta adalah milik bersama.
Saat ini, di beberapa stasiun MRT Jakarta seperti di Stasiun Dukuh Atas, Stasiun Blok M, dan Stasiun Lebak Bulus, juga telah disiapkan fasilitas air langsung minum atau drinking fountain yang dapat ditemukan di area pintu masuk (entrance) agar masyarakat bisa mengisi botol minum yang diharapkan dapat selalu dibawa sehingga mengurangi penggunaan botol plastik baru setiap akan minum. [NAS]