William Sabandar: Integrasi adalah Kunci
Dalam Diskusi Panel “The Future of publik Transportation in Jakarta” yang berlangsung di School of Business (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) Jakarta Campus pada Kamis (23-5-2019) lalu, Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar, menyampaikan kunci dari perubahan budaya mobilitas masyarakat saat ini. “Kehadiran MRT juga membawa perubahan budaya mobilitas masyarakat di Jakarta. Penumpang menyadari fungsi bangku prioritas, mengedepankan budaya antre sebelum masuk ke ratangga, hingga menjaga kebersihan stasiun dan ratangga dengan tidak membuang sampah sembarangan,” ungkap ia di hadapan sekitar 60-an peserta diskusi.
“Selain itu, integrasi adalah kunci perubahan tersebut, bukan hanya integrasi fisik dan infrastruktur, namun juga layanan operator transportasi serta integrasi jalur,” tambah ia. MRT Jakarta, lanjut William, harus memastikan capability masyarakat dalam bergerak dan bermobilitas. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi panel tersebut adalah Dewan Transportasi Kota Jakarta, Tory Darmantoro; 2018 US Fullbright Scholar University of Florida, Christopher Silver; dan Direktur SBM-ITB Jakarta Campus, Yos Sunitiyoso.
Dalam sambutan pengantarnya, Yos Sunitiyoso menyampaikan harapannya dalam diskusi kali ini. “Setelah peluncuran MRT Jakarta pada Maret 2019 lalu, kita ingin mengetahui juga tentang bagaimana MRT Jakarta mengembangkan konsep transit oriented development di Jakarta,” ucap ia. Yos juga berharap agar ada pembicaraan mendalam tentang isu transportasi publik, terutama dengan beroperasinya MRT Jakarta dan aspek integrasi dengan transportasi publik lainnya.
Dalam paparannya, William juga menyampaikan bahwa saat ini MRT Jakarta telah beroperasi secara penuh. “Hasil evaluasi pada April 2019 lalu menunjukkan akurasi pelayanan mencapai 99,8 persen dengan selang waktu keberangkatan antar-rangkaian kereta setiap lima menit pada waktu sibuk, yaitu pukul 07.00-09.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB,” jelas ia sembari menunjukkan gambar. “MRT juga beroperasi mulai pukul 5 pagi hingga 12 malam dengan 16 rangkaian kereta,” jelas ia. Selama periode potongan tarif 50 persen, lanjut ia, jumlah rata-rata harian penumpang mencapai 82.643 orang. “Sedangkan setelah pemberlakuan tarif penuh, rata-rata per hari ada 81.459 orang penumpang menggunakan layanan MRT Jakarta,” ujar ia sembari menunjukkan grafik jumlah penumpang April-Mei 2019. “Kami sangat mengapresiasi penumpang setia MRT Jakarta. Ini adalah tantangan bagi kami untuk bekerja lebih baik dalam melayani masyarakat,” ujar lalu tersenyum.
William juga menunjukkan sejumlah gambar perubahan situasi dan kondisi di kawasan Dukuh Atas yang saat ini mulai tertata dengan baik dan perlahan-lahan menunjukkan keberpihakannya kepada pejalan kaki dengan mengalih fungsikan terowongan di Jalan Kendal sebagai area pedestrian dan juga membangun trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki. [NAS]