Ayo Gunakan Kartu Jelajah Berganda!
Sejak Senin, 25 November 2019 lalu, masyarakat sudah dapat membeli tiket multi trip (multi trip ticket) di loket penjualan tiket dan mesin penjual tiket di stasiun-stasiun MRT Jakarta. Tiket dijual seharga Rp25 ribu belum termasuk saldonya. Tiket yang diberi nama Kartu Jelajah Berganda ini dapat digunakan seterusnya tanpa batas waktu. Setiap pengguna dapat melakukan top upsaldo di mesin-mesin penambah saldo (add value machine), loket penjualan tiket, dan mesin penjual tiket (ticket vending machine). Pengguna kartu dapat melakukan pengetapan masuk dengan saldo minimal Rp3 ribu, karena di dalam area berbayar, terdapat mesin tambah saldo. Setiap kartu dapat diisi hingga saldo maksimal Rp1 juta.
Kartu ini bertipe C Sony Felica dengan kecepatan pembacaan di mesin pengetapan 0,3 detik sehingga mempercepat waktu antre pengetapan dibanding menggunakan kartu bank yang waktu pengetapannya sekitar 2–3 detik. Lebih jauh lagi, kartu ini menyimpan catatan penggunaan (log history) hingga 10 transaksi terakhir. Pengecekannya dapat dilakukan di mesin penjual tiket, mesin tambah saldo, dan loket penjual tiket.
Kartu ini juga dapat dikembalikan bila sudah tidak ingin digunakan lagi. Prosedurnya dapat dengan menyerahkan kartu yang masih dalam kondisi baik dan dapat digunakan ke loket pembelian tiket di stasiun MRT Jakarta lalu mengisi formulir pengajuan pengakhiran kartu. Saldo tersisa akan dikembalikan dalam bentuk uang tunai, sesuai dengan catatan di sistem MRT Jakarta. Sebelumnya, surat persetujuan izin PT MRT Jakarta (Perseroda) sebagai penerbit uang elektronik chip based telah dikeluarkan oleh Bank Indonesia pada 14 November 2019 lalu. Izin tersebut berlaku hingga 5 (lima) tahun ke depan, yaitu 14 November 2024, dan dapat diperpanjang kembali. Dalam rencana jangka panjang integrasi pembayaran moda transportasi massal, kartu ini juga akan dapat digunakan sebagai sistem pembayaran kereta commuterline.
Salah satu penumpang yang telah menggunakan Kartu Jelajah Berganda ini, Hanif (25), menyatakan bahwa ia bahkan tidak perlu lagi mengeluarkan kartu dari dompetnya. “Cukup menempelkan dompet yang salah satu sisinya ada kartu MTT ini, dan bisa lewat dengan cepat,” jelas ia sembari menunjukkan video yang ia rekam ketika menjajal pengetapan dengan “dompet” di Stasiun Dukuh Atas BNI. “Biasanya bila menggunakan kartu uang elektronik, kita harus menunggu 2-3 detik sampai kartu terbaca di mesin pengetapan, “ungkap ia. Meski demikian, ia berharap agar nantinya pengguna transportasi publik di Jakarta dan sekitarnya cukup menggunakan satu kartu saja untuk semua moda transportasi massal. [NAS]