Skip to main content

Per April 2025, Konstruksi Stasiun Monas dan Thamrin Capai 87,38 Persen

Image
CP202
Tim konstruksi MRT Jakarta sedang melakukan pengecekan terhadap tunnel segment. Foto oleh PT MRT Jakarta (Perseroda)/Eko.

Pembangunan paket kontrak CP201 Stasiun Monas dan Thamrin terus menunjukkan hasil signifikan. Per April 2025, tim konstruksi dan kontraktor telah menyelesaikan 87,38 persen pekerjaannya. Saat ini, di Stasiun Thamrin sedang dilakukan sejumlah pekerjaan seperti site clearance entre 3, pengecoran dinding, jet grout, penggalian entre 7 dan 8, struktur rangka baja entre 4; suar penyejuk; dan suar pendingin. Tim juga masih menyelesaikan instalasi sistem HVAC, suplai air dan drainase, pemadam kebakaran dan elektrikal di boks stasiun.

Di Stasiun Monas, tim masih terus mengerjakan pengujian eskalator dan elevator, pemasangan dinding ACP pada koridor entre 1, pengecoran dinding staircase entre 1, dan penggalian serta pekerjaan pembetonan pada entre 2.

Progress signifikan juga terlihat di area konstruksi CP 202, yaitu Stasiun Harmoni, Sawah Besar, dan Mangga Besar. Per 25 April, proyek telah mencapai 51,17 persen dari target 47,14 persen. Pekerjaan ekskavasi dan pengecoran masih terus dikerjakan di ketiga stasiun tersebut. Tim konstruksi sedang mempersiapkan pekerjaan pembangunan terowongan stacked tunnel pertama di Indonesia tersebut. Sedangkan di paket kontrak CP203 yang mengerjakan Stasiun Glodok dan Kota, perkembangannya telah mencapai 72,12 persen dengan sejumlah pekerjaan utama mencakup pembuatan akses maintenance di terowongan, struktur tangga dan dinding di bok stasiun, hingga pemasangan OTE Duct, dan pembangunan struktur tangga akses pemadam kebakaran. ⁠Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing (seperti; instalasi pipa, ducting, cable ladder dan cable tray) juga masih terus dilakukan.

Image
CP203
Area konstruksi tunnel di CP203

Selain pekerjaan sipil stasiun, pembangunan fase 2A juga mencakup CP205 sistem perkeretaapian dan rel yang per 25 April telah mencapai 14,32 persen. Seluruh rel telah tiba di Jakarta dan sedang dalam penyelesaian proses pengiriman ke lokasi konstruksi. Tim konstruksi juga memastikan produksi bantalan rel (sleeper) terus dilakukan.

CP 206 rolling stock (ratangga) sedang proses market sounding dengan calon kandidat potensial untuk melakukan re-bidding. Sedangkan CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang proses klarifikasi dokumen tender.

Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit-oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.